Apa itu Teknik Eksplorasi ?
Industri
Pertambangan merupakan salah satu industri yang mempunyai resiko yang tinggi
(kerugian). Dalam usaha pemanfaatan sumberdaya mineral/bahan galian untuk
kesejahteraan masyarakat dan pengembangan suatu daerah, diperlukan suatu usaha
pertambangan. Agar usaha pertambangan tersebut dapat berjalan dan memperoleh
keuntungan, maka potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang ada harus
diketahui dengan pasti, begitu juga terhadap resiko yang ada, yang dapat
dirinci sebagai resiko geologi, resiko ekonomi-teknologi, dan resiko
lingkungan, harus dihilangkan atau paling tidak diperkecil.
Dalam usaha
untuk mengetahui potensi sumberdaya mineral/bahan galian yang ada serta
mengidentifikasi kendala alami maupun kendala lingkungan yang mungkin ada, maka
perlu dilakukan eksplorasi terlebih dulu. Jadi kegiatan eksplorasi merupakan
suatu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum suatu usaha pertambangan
dilaksanakan. Hasil dari kegiatan eksplorasi tersebut harus dapat memberikan
informasi yang lengkap dan akurat mengenai sumberdaya mineral/bahan galian
maupun kondisi-kondisi geologi yang ada, agar studi kelayakan untuk pembukaan
usaha pertambangan yang dimaksud dapat dilakukan dengan teliti dan benar
(akurat).
Kegiatan eksplorasi mineral/bahan galian terutama bertujuan untuk memperkecil atau mengurangi resiko geologi. Untuk itu kegiatan eksplorasi harus dapat menjawab pertanyaan mengenai :
- Apa (mineral/bahan galian) yang dicari ?
- Dimana (mineral/bahan galian) tersebut terdapat? Baik secara geografis maupun letak/posisinya terhadap permukaan bumi (di atas permukaan, di bawah permukaan, dangkal/dalam, di bawah air ?).
- Berapa (sumberdaya/cadangannya), bagaimana kadar, penyebaran, dan kondisinya ?
- Bagaimana kondisi lingkungannya (karakteristik geoteknik dan hidrogeologi) ?.
Dalam
pelaksanaannya, kegiatan eksplorasi memanfaatkan sifat-sifat fisika dan kimia
batuan, tanah, unsur dan mineral/bahan galian yang ada, seperti sifat :
kemagnetan, kerapatan (density), kelistrikan, keradioaktifan, distribusi
dan mobilitas unsur, serta memanfaatkan teknologi yang tersedia seperti :
metode magnetik, seismik dan gaya berat, elektrik (resistivity, self
potential, induce polarisation, magneto-telluric, mess a la mase),
radioaktif, dan metode geokimia (geobotani dan hidrokimia).
Metode-metode
tersebut (metode tak langsung) terutama diterapkan pada ekplorasi tahap awal,
dimana daerah cakupannya sangat luas dan waktu maupun biaya yang tersedia cukup
terbatas. Kadang-kadang juga dilakukan survei langsung untuk sampling awal (grab
sampling, chip sampling, stream sediment sampling, dll.).
Sedangkan pada
tahap lanjutan atau detail, diterapkan metode langsung, yaitu dengan cara
survei langsung mulai dari pemetaan, pembuatan parit uji dan sumur uji, dan
pemboran, yang dilengkapi dengan
pengambilan conto secara sistematik pada badan bijih/cebakan bahan galian yang
bersangkutan. Conto-conto tersebut lalu dianalisis secara kimia di laboratorium
untuk mengetahui kadar atau kualitasnya, yang selanjutnya data tersebut digunakan
dalam perhitungan potensi atau cadangan.
Hasil dari
setiap tahapan eksplorasi dipakai untuk mengambil keputusan apakah pekerjaan
eksplorasi tersebut diteruskan ke tahap yang lebih lanjut (daerah prospek
ditemukan) atau tidak dilanjutkan (tidak ada indikasi daerah prospek). Dengan
demikian resiko kerugian yang besar dalam melakukan eksplorasi dapat dihindari,
hanya kalau hasilnya menjanjikan, dalam hal ini terdapat suatu harapan yang
besar akan ditemukannya cadangan yang dapat ditambang (mineable-bankable-economic),
maka kegiatan eksplorasi dilanjutkan ke tahap yang lebih detail.
Dalam
mempelajari, merencanakan, dan melaksanakan eksplorasi banyak bidang ilmu dan
teknologi yang terlibat yang harus dimengerti dan dikuasai oleh seorang
insinyur eksplorasi, antara lain : geologi
(tektonik-petrologi-struktur-stratigrafi), analisis mineralogi secara
mikroskopi maupun dengan bantuan alat-alat elektronik (XRD-LGC-GC-AAS-EMS),
statistik, pemetaan, pemboran, sampling, perhitungan cadangan, geostatistik,
pemodelan dengan bantuan software, manajemen, sistem informasi geografis,
sampai pada analisis keekonomiannya.
Selain menguasai
konsep eksplorasi, seorang insinyur eksplorasi juga harus mampu menerapkan
teknologi eksplorasi yang tersedia secara langsung di lapangan, misalnya
melakukan pengukuran geofisika dan interprestasinya, survei geokimia dan
interprestasinya, survei pengukuran geodetik, pemboran, sampling, dan
penanganan conto, serta tentu saja kemampuan dalam mengintegrasikan dan
menginterprestasikan data hasil kegiatan eksplorasi, sehingga hasilnya dapat
digunakan untuk melakukan studi kelayakan tambang.
Kuliah teknik
eksplorasi ini merupakan suatu integrasi dari kuliah-kuliah lainnya dalam
bidang geologi, genesa bahan galian, teknologi eksplorasi, pemboran dan
sampling, perhitungan cadangan, dan analisis keekonomian.
Komentar
Posting Komentar